FILOSOFI LAYANG-LAYANG dan BENANG

Hai Kawan Pelangi?

Sore-sore mendung dingin gini pada sibuk ngapain nih? Aku pengen bagi-bagi kisah tentang filosofi layang-layang. Mungkin ada dari kalian yang sudah pernah mendengarnya. Aku mau share makna dibalik filosofi itu, siapa tau bermanfaat bagi kita yang sedang menjalin asmara, mempersiapkan pernikahan, yang sudah menikah, sampai yang sudah punya beberapa anak dan tumbuh dewasa. Terutama untuk para gadis.

***

pelangiituaku.wordpress.com
“Kau tahu, Puteriku sayang. Laki-laki adalah layang-layang dan perempuan adalah benang. Tanpa perempuan, laki-laki tak akan menjadi apa-apa. Di balik ketinggian (kesuksesan) laki-laki, ada kita (perempuan) dibaliknya. Puteriku, jadilah benang yang berkualitas terbaik. Buatlah layang-layangmu kelak terbang setinggi-tingginya. Karena setinggi apapun ia terbang, ia selalu terikat olehmu dan bergantung padamu. Jagalah dia agar tidak putus dan hilang arah. Ingatlah bahwa layang-layang selalu ingin terbang tinggi -Kurniawan Gunadi.”


***

Sepanggal kalimat ini simple, tapi maknanya dalem banget ya. Membaca sekilas kita jadi memahami hidup berpasang-pasangan itu seperti apa. Dari perumpamaan di atas, kita bisa menafsirkan sendiri arti yang sebenarnya. Kalau dari perspektifku adalah kita dilahirkan untuk berpasang-pasangan, saat kita menemukan jodoh kita yaitu pasangan yang kita pilih untuk menemani kita sepanjang hidup. Prinsip lelaki adalah dia ingin terbang tinggi, ingin sukses, ingin membanggakan pasangannya dan keluarganya. Nah, dibalik kesuksesan laki-laki ada kita sebagai pasangannnya yang terus mendukung, memberikan semangat, dan menjadi tempat kembali saat terpuruk dan berhasil.

Terkadang kita sebagai perempuan nggak sabaran, pengen ini itu, pengen instan hasilnya, harus sukses sekarang, atau apapun yang diinginkan harus dituruti saat itu juga. Kadang over protectif, posesif, curigaan, cemburuan, dan berprasangka buruk pada pasangan kita. Nah, supaya sifat-sifat buruk itu nggak terlalu berlebihan makanya kita harus jadi “benang berkualitas terbaik”, yaitu berupaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Berdamai dengan masa lalu, fokus pada masa depan. Punya visi dan misi yang sama terutama untuk menyempurnakan agama dan masuk surga berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadist. Insyallah, setinggi apapun kesuksesan pasanganmu dia akan selalu setia, karena kamulah tempat kembalinya. Apapun rintangan dan halangan dari berbagai bentuk, karena doa dan dukungan kita, perempuan sebagai pasangannya, dia akan tetap selalu istiqomah.

Buat yang sedang menanti jodoh atau sedang memantaskan untuk jodohnya, selamat berjuang!!


Saat Benang itu Terulur_Sebuah Filosofi Layang-Layang*

Rasakan angin sepoi itu. Lihatlah sekilas benang yang lurus terpancang yang mengikatmu. Dari titik itulah kau akan memulai segalanya. Saat tangan yang memegangmu terlepas, settingkeseimbanganmu akan otomatis berjalan dan tarikan demi tarikan menaikkan dirimu perlahan ke angkasa. Sebuah hal yang wajar bila kau merasa senang karena bisa terbang. Kau akan senang karena bisa melihat luasnya dunia. Dan kini banyak orang yang melihat dirimu. Melihat keanggunan terbangmu di atas kepala mereka. Hanya saja ketika kau menjadi terkenal seringkali kau lupa diri. Lupa karena pujian dan dari mana asalmu. Dari mana kamu bermula.

Lalu Dia yang mengendalikanmu pun ingin mengujimu. Di ulurlah benang itu ketika tiupan angin bertambah besar. Tak lagi sesepoi tadi. Kau bergoyang mundur ke belakang. Kehilangan keseimbangan. Kau segera menuntut agar uluran tali itu segera dihentikan. Agar benang itu kembali terpancang. Kau tak kuat dengan kritikan pedas dari orang-orang yang berteriak di bawahmu. Mengolok-ngolok ketidakseimbanganmu. Kau merasa harga dirimu akan jatuh. Padahal uluran benang itu adalah sebuah pertanda untuk membuatmu semakin tinggi, semakin mulia. Itu jika kamu bisa mempertahankan keseimbangan saat bertarung dengan angin yang semakin kuat. Jika kau tak kuat tanpa kau sadari kau akan terbang semakin tinggi terbawa angin karena kekuatan benangmu rapuh. Kau terputus.

Dia yang memegang benangmu, yang mengendalikanmu seringkali kau persalahkan saat kau terjatuh. Atau kadang angin dan keadaan yang kau persalahkan. Padahal tidak seharusnya begitu. Sebenarnya malah Dia yang paling mengerti akan dirimu. Dia ingin kau segera kembali kepadanya. Mengikat benangmu kembali kepada-Nya. Dia yang paling mengerti apa yang terbaikbagimu.Dia memberi apa yang kau butuhkan, bukan apa yang kau inginkan. Dan Dia tentu saja tak sembarangan mengulurkan benang yang dipegangnya. Dia tahu kapan saatnya mengulur benang yang mengikatmu. Maka seharusnya kau mempercayakan hidup dan matimu kepada-Nya.

Dengan itulah kau akan menjadi tenang. Dengan itulah kau menjadi damai. Ketika hari berganti kau takkan khawatir amalmu direbut oleh orang lain. Kau pun tak khawatir rejekimu diusik oleh orang lain. Karena semuanya sudah tertulis, sejak kau bermula dulu. Kau mulia bukan karena pujian orang-orang, tetapi kau mulia karena Dia yang memuliakan dirimu. Dia tak lain yang kita sembah setiap hari, tempat kita meminta sesuatu setiap saat. Dialah Allah swt.

*hanifarrul.wordpress.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan IMM

Contoh Fotografi Abstrak Kreatif, Minimalis dan Penuh Warna | Teknik Fotografi Pemula